CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »
welcome to my blogs :)

Selasa, 23 April 2013

PRESENTASI PERCOBAAN EFEK FOTO LISTRIK

ABSTRAK
Percobaan efek foto listrik dirancang untuk menentukan nilai fungsi kerja sel foto, konstanta planck dan tenega kinetik maksimum foto elekron. Melelui percobaan ini di peroleh nilai tetapan planck sebesar 6,63 x 10-34  J/s berdasarka literatur. Pada praktikum kali ini praktikan mengambil sampel tiga panjang gelombang, yaitu 5769.59 Å, 5460.74 Å, dan 4347.50 Å. Berdasarkan analisis data hasil pengamatan, diperoleh nilai fungsi kerja sel foto sebesar 1,0502.10-19 Watt dan nilai tetapan Planck 3,9078.10-34 J.s, dengan perbedaan sekitar 41% dibandingkan literatur. Perbedaan nilai yang cukup jauh ini kemungkinan disebabkan oleh alat percobaan fotoelektron yang kurang hampa sehingga masih terdapat molekul-molekul udara di dalamnya yang memungkinkan elektron kehilangan energinya karena bertumbukan dengan molekul-molekul tersebut sehingga pada saat elektron sampai pada potensial penghalang energinya telah berkurang dan juga faktor ketidaktelitian praktikan dalam mengambil data. Melalui percobaan fotolistrik dapat pula diketahui bahwa laju pemancaran elektron dipengaruhi oleh intensitas cahaya namun tidak terpengaruh oleh panjang gelombang cahaya yang digunakan. Energi kinetik maksimum fotoelektron juga tidak tergantung intensitas cahaya, namun hanya bergantung pada panjang gelombangnya, dengan frekuensi dan energi kinetik berhubungan secara linear.

A. DASAR TEORI
Untuk melepaskan elektron diperlukan sejumlah tenaga minimal yang besarnya
bergantung pada jenis/sifat logam tersebut. Tenaga minimal ini disebut work function
atau fungsi kerja dari logamKeperluan tenaga tersebut
disebabkan elektron terikat oleh logamnya.

Dimana v adalah frekuaensi gelombang elektromagnetik dan h adalah tetapan Planck.
Bila dikenakan pada suatu logam dengan fungsi kerja tetapan maka
elektron dapat terlepas dari logam. Bila tenaga foto tepat sama dengan fungsi kerja logam
yang dikenainya
Sehingga dapat dikatakan bila frekuensi foton lebih kecil dari pada frekuensi ambang
logam, maka tidak akan terjadi pelepasan elektron dan jika lebih besar frekuensi foton
terhadap frekuensi ambang logamnya maka akan terjadi pelepasan elektron, yang biasa disebut efek fotolistrik.
Elektron yang lepas dari logam karena dikenai foton, akibat efek fotolistrik ini disebut
Fotoelektron.


B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari efek/gejala fotolistrik secara eksperimen.
2. Menentukan fungsi kerja/work function sel foto (photo cell).
3. Menentukan nilai tetapan Planck dan tenaga kinetik maksimum foto elektron.

C. PERALATAN
1. Sel Photo
2. Lampu sumber cahaya dan sumber dayanya
3. Diafragma
4. Multimeter dan Galvanometer 

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Setelah system peralatan disusun seperti gambar dalam teori, kemudian dinyalakan.
2. Mengatur diafragma pada lampu sumber cahaya.
3. Memasang filter pada sumber cahaya dengan
4. Mengeset bahwa saat belum ada cahaya yang masuk galvanometer dan voltmeter
harus menunjukkan angka nol, membuka lubang penutup sehingga cahaya bias masuk
ke fotosel kemudian mengatur galvanometer agar menunjukkan angka yang sama
dengan angka nol, kemudian mencatat tegangan yang ditunjukkan oleh multimeter.
5. Mengulangi langkah 3 dan 4 dengan mengganti filter yang lain untuk panjang
gelombang berturut-turut secara bargantian dengan 

E. DATA HASIL PENGAMATAN



intensitas
λ ( Å )
Vs  ( V )
I
5769,59
0,5
5460,74
0,7
4347,50
1,0
II
5769,59
0,6
5460,74
0,7
4347,50
1,1
III
5769,59
0,7
5460,74
0,7
4347,50
1,0
IV
5769,59
0,6
5460,74
0,7
4347,50
1,0

F. ANALISIS DATA


Untuk intensitas I
Jadi, persamaan regresinya adalah : Y= 2,6850 . 10 -15 x – 8,4233 . 10 -1
 energi kinetik maksimum Ek = ( 1,1748 . 10 -19 ± 2,1782 . 10 -20 ) joule
Untuk intensitas II
Jadi, persamaan regresinya: Y = 2,9094 . 10 -15 x– 9,0627 . 10 -1  
Energi kinetiknya Ek = ( 1,2816 . 10 -19 ± 2,3669 . 10 -20 ) joule
Untuk intensitas III
Jadi, persamaan regresinya: Y= 1,8803 . 10 -15 x – 3,0273 . 10 -1
Energi kinetiknya Ek = ( 1,2816 . 10 -19 ± 1,5016 . 10 -20 ) joule
Untuk intensitas IV
Jadi, persamaan regresinya: Y= 2,2826 . 10 -15 x – 5,7203 . 10 -1
Energi kinetiknya  Ek = ( 1,2282 . 10 -19 ± 1,8399. 10 -20 ) joule
Jadi h = 3,9078 . 10 -15 J.s ; ɸ = 1,0502 . 10 -19 W

G. PEMBAHASAN
Pada efek fotolistrik, permukaan sebuah logam disinari dengan seberkas cahaya
kemudian sejumlah elektron terpancar dari permukaannya. Dalam studi eksperimental ini,
diukur bagaimana laju dan energi kinetik elektron yang terpancar. Percobaan ini harus
dilakukan didalam ruang hampa, agar elektron tidak kehilangan energinya karena
bertumbukan dengan molekul-molekul di udara. 
Laju pancaran elektron diukur sebagai arus listrik pada rangkaian luar dengan
menggunakan sebuah amperemeter, sedangkan energi kinetiknya dapat ditentukan
dengan menggunakan suatu potensial penghenti pada anoda sehingga elektron tidak
mempunyai energi yang cukup untuk memanjati bukit potensial yang terpasang.
Tegangan yang terpasang ini disebut dengan potensial penghenti (stopping potential) Vs.
Karena elektron yang berenergi tinggi tidak dapat melewati potensial penghenti ini, maka
pengukuran Vs merupakan suatu cara yang digunakan untuk menentukan energi kinetik
maksimum elektron Kmak.
Dari eksperimen ini, dapat dipelajari fakta-fakta terperinci mengenai efek
maks
fotolistrik, yaitu sebagai berikut :
1. Laju pemancaran elektron bergantung pada intensitas cahaya.
2. Laju pemancaran elektron tidak bergantung pada panjang gelombang cahaya
di bawah suatu panjang gelombang tertentu, di atas nilai itu arus berangsurangsur
menurun hingga menjadi nol pada suatu panjang gelombang pancung
(cut-off wavelength) λc Panjang gelombang ini biasanya terdapat pada spektrum daerah biru dan ultraviolet.
3. daerah λc tidak bergantung pada intensitas sumber cahaya, tetapi hanya
bergantung pada jenis logam yang digunakan sebagai permukaan fotosensitif.
Di bawah λc sembarang sumber cahaya, selemah apapun, akan menyebabkan
terjadinya pemancaran fotoelektron. Di atas λc , tidak satu pun cahaya akan
menyebabkan terjadinya fotoelektron walaupun diberikan cahaya dengan
intensitas setinggi apapun.
4. Energi kinetik maksimum elektron yang dipancarkan tidak bergantung pada
intensitas cahaya, tetapi hanya bergantung pada panjang gelombangnya,
Energi kinetik ini bertambah secara linier terhadap frekuensi sumber cahaya. 
5. Apabila Sumber cahaya dinyalakan, arus  segera akan   mengalir (dalam selang
waktu  10 -9  s )
            Menurut teori gelombang cahaya, sebuah atom akan menyerap energi dari
gelombang elektromagnetik yang datang yang sebanding dengan luasnya yang
menghadap ke gelombang datang. Sebagai tanggapan terhadap medan elektrik
gelombang, elektron atom akan bergetar, hingga tercapai cukup energi untuk melepaskan
elektron dari sebuah ikatan dengen atomnya. Penambahan kecemerlangan sumber cahaya
akan memperbesar laju penyerapan energi karena medan elektriknya bertambah, sehingga
laju pemancaran elektron juga akan bertambah, yang sesuai dengan pengamatan
percobaan. Tetapi penyerapan terjadi pada semua panjang gelombang, sehingga
keberadaan panjang gelombang pancung sama sekali bertentangan dengen gambaran
gelomnbang cahaya. Pada panjang gelombang yang lebih besar dari l
 pun teori
gelombang mengatakan bahwa seharusnya masih mungkin bahwa suatu gelombang
elektromagnetik memberikan energi yang cukup untuk melepaskan elektron dari suatu
atom. Tetapi pada kenyataannya tidak terjadi pelepasan atom walaupun diberikan
intensitas yang tinggi. 
Kejadian fotoelektron terjadi dalam selang waktu 10-9 setelah terjadi





penyinaran. Hal ini sangat berbeda dengan yang ada pada teori gelombang bahwa
diperkirakan proses pelepasan elektron terjadi beberapa detik setelah diberi penyinaran.
Dengan demikian, teori gelombang cahaya gagal meramalkan keberadaan panjang
gelombang pancung dan waktu tunda yang teramati dalam eksperimen.
Dari eksperimen ini, didapatkan nilai konsatnta planck dan fungsi kerja sebagai
berikut : Jadi h = 3,9078 . 10 -15 J.s ; ɸ = 1,0502 . 10 -19 W nilai tersebut berbeda jauh
dibandingkan dengan literature. Hal ini kemungkinan disebabkan karena :
1. Ruang yang digunakan (alat percobaan fotoelektron) kurang hampa sehingga
masih terdapat molekul-molekul udara didalamnya sehingga memungkinkan
untuk elektron kehilangan energinya karena bertumbukan dengen molekul molekul tersebut sehingga pada saat elektron sampai pada potensial
penghalang energinya telah berkurang. Karena energi tersebut berkurang maka
nilai Vs juga akan berkurang sehingga akan mempengaruhi nilai yang lain.
2. Kalibrasi alat mungkin kurang bagus.
3. Sebuah faktor human error sangat mungkin mempengaruhi dalan eksperimen
ini, salah satu diantaranya adalah ketidaktelitian praktikan dalam pengambilan data atau dalam pembacaan alat. Dalam pembacaan alat mungkin nilai yang
tertera belum benar. 

H. KESIMPULAN
1. Berdasarkan analisis data hasil pengamatan, diperoleh nilai fungsi kerja sel foto
     sebesar : ɸ = 1,0502 . 10 -19 W      
  
2. Berdasarkan analisis data hasil pengamatan, diperoleh nilai konstanta Planck sebesar :
     h = 3,9078 . 10 -15 J.s
3. Berdasarkan analisis data hasil pengamatan, diperoleh nilai tenaga kinetik maksimum
    foto elektron sebagai berikut :
a. Untuk intensitas I Ek = ( 1,1748 . 10 -19 ± 2,1782 . 10 -20 ) joule
b. Untuk intensitas II Ek = ( 1,2816 . 10 -19 ± 2,3669 . 10 -20 ) joule
c. Untuk intensitas III Ek = ( 1,2816 . 10 -19 ± 1,5016 . 10 -20 ) joule
d. Untuk intensitas IV Ek = ( 1,2282 . 10 -19 ± 1,8399. 10 -20 ) joule
4. Laju pemancaran elektron dipengaruhi oleh intensitas cahaya namun tidak
     terpengaruh oleh panjang gelombang cahaya yang digunakan.
5. Energi kinetik maksimum fotoelektron tidak tergantung intensitas cahaya, namun
     hanya bergantung pada panjang gelombangnya, dengan frekuensi dan energi kinetik
     berhubungan secara linear. 

DAFTAR PUSTAKA
Krane, Kenneth S. 1992. Fisika Modern, alih bahasa : Hans J. Wospakrik dan Sofia
Niksolihin. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar